Embrace Our Story

Di dalam perjalanan karir kita khususnya saya sebagai yang dikatakan kaum millenials, akan ada masa dimana kita melirik kulit luar pencapaia...

Di dalam perjalanan karir kita khususnya saya sebagai yang dikatakan kaum millenials, akan ada masa dimana kita melirik kulit luar pencapaian yang diraih orang lain. Kita melihat teman kita yang memulai karir di saat yang sama atau rentang waktu yang berdekatan dengan kita sudah mencapai posisi yang katakanlah seorang Assistant Manager ataupun Manager lalu timbul reaksi dalam diri kita yang dinamakan rasa iri. Rasa iri tersebut memacu kita semua berlari cepat mengejar puncak karir dan kadang malah menjadi terburu-buru atau tergesa-gesa. Manifestasinya bisa kita lihat dengan mudah, betapa banyak kaum millenials yang memasang Career Goals yang fantastis dalam waktu yang singkat entah karena confidence atau terburu-buru karena pengaruh teman. Menurut saya, terburu-buru/tergesa-gesa itu adalah suatu hal yang tidak baik. Bahkan Nenek saya mengajarkan bahwa yang terburu-buru itu adalah saudaranya setan. Kita merasa malu atau gagal saat karir kita tidak sebagus teman kita dan kita lupa bahwa perjalanan hidup orang berbeda dengan yang lainnya. Yang tidak kalah pentingnya, berapa banyak orang orang yang menaiki puncak karir dengan cepat tapi tidak memiliki kedewasaan yang cukup untuk memikulnya. Career development itu menurut saya, tidak hanya mengenai posisi yang berubah dari staff menjadi supervisor, supervisor menjadi asst. man, dan seterusnya. Tapi penting untuk kita pikirkan juga apakah secara personal diri kita ikut ter develop juga? Apakah diri kita menjadi semakin kaya dalam hal pengetahuan, wisdom, kemampuan menghadapi masalah, mengendalikan emosi dan lain lain yang semakin memantapkan keyakinan apakah kita capable atau tidak untuk posisi tersebut. Untuk kita yang sedang berada di early stage of our career, pahamilah bahwa cerita kehidupanmu dan kehidupan orang lain berbeda. Kita berada disini, adalah rencana Tuhan yang terbaik untuk kita dalam pengembangan kedewasaan. Nantinya saat kita mencapai posisi sebut saja Manager, mungkin kita akan menjadi Manager dengan skill set dan fondasi-fondasi lainnya yang lebih kuat dibandingkan teman teman kita yang melejit lebih dulu. Jadi, daripada terlalu berfokus pada cerita kesuksesan orang lain, lebih baik kita bersyukur dan Embrace Our Story terlebih dahulu :).

You Might Also Like

0 comments

Flickr Images